Salah satu hal yang paling banyak dilakukan pengguna di media sosial ialah berbagi dan meneruskan informasi yang berharga dan menghibur bagi orang lain. Sebelum membagikan informasi melalui media sosial, kita harus mencermatinya agar tidak meneruskan informasi yang tidak benar.
Pada aktivitas ini, kalian akan belajar untuk melakukan analisis terhadap suatu informasi/berita tertentu dan menentukan apakah berita tersebut benar atau bohong. Setelah mengetahui karakteristik informasi tersebut, diharapkan kalian dapat menentukan sikap yang akan dilakukan.
Berita bohong atau fake news atau yang sering juga disebut hoaks (hoax) adalah informasi yang secara fakta tidak benar. Informasi ini dapat menjadi informasi yang menyesatkan (misleading information) bagi pembacanya. Berita bohong/hoax bukan berupa opini atau pendapat.
Sebelum membagi atau memposting suatu berita, sebaiknya, kita perlu memahami lebih dalam apakah informasi ini valid atau palsu.
Cara untuk mengetahui berita bohong atau informasi palsu seperti berikut:
1. Mengembangkan Pemikiran Kritis
Salah satu alasan utama penyebaran berita palsu ialah menciptakan “kejutan” yang menyebabkan seseorang menjadi emosional, senang, marah, ketakutan, dan hal lain. Oleh karena itu, saat membaca suatu berita, kita harus menjaga diri dan tidak terpancing secara emosional.
Baca dan pelajari yang dilihat dan didengar secara rasional dan kritis. Pikirkan:
“Mengapa cerita ini ditulis?
Apakah untuk meyakinkan tentang sudut pandang tertentu?
Apakah akan berujung ke pengiriman uang?
Apakah saya menjadi terpengaruh dan terpicu untuk melakukan sesuatu? “
2. Memeriksa Sumber Informasi
Jika menemukan cerita dari sumber yang belum pernah didengar sebelumnya, kita harus melakukan pencarian dan penggalian informasi! Periksa alamat web halaman yang dibaca. Cermati apakah ada kesalahan ejaan nama perusahaan di alamat web tersebut, atau ekstensi dari web.
Domain resmi lembaga di Indonesia biasanya berakhiran dengan go.id, sch.id, ac.id, co.id, dll. Lembaga komersial diakhiri dengan .com.
Penggunaan CMS gratis perlu dicurigai sebagai penyebar informasi palsu. Penyebar informasi palsu terkadang membuat halaman web, surat kabar, atau gambar palsu yang terlihat resmi, tetapi sebenarnya palsu. Misalnya:
jika kalian membaca posting-an mencurigakan yang berasal dari WHO, kalian harus memeriksa situs WHO sendiri untuk memverifikasi apakah informasi itu benar ada.
beredar informasi di WA tentang gebyar hadiah jutaan rupiah yang diselenggarakan oleh Bank Jateng/PLN/Indosat atau yang lainnya, dalam rangka HUT dengan link yang disertakan, maka perlu dicek kebenarannya dengan mengunjungi situs resmi/website dari Bank Jateng/PLN/Indosat atau yang tertera dalam pesan/informasi yang disebar.
3. Melakukan Check and Recheck dari Liputan Lain
Apakah ada media lain yang memberitakan informasi tersebut?
Apa yang dikatakan sumber lain tentang itu?
Pengecekan berita dapat dimulai dengan melihat liputan di media utama (mainstream) karena media profesional mainstream memiliki pedoman editorial yang ketat dan jaringan luas dengan wartawan yang sangat terlatih. Akan tetapi, ada juga kemungkinan bahwa media utama melakukan kesalahan atau memihak (tidak berimbang). Maka, baik jika mencari pembanding sumber yang lain juga.
4. Cek Validitas Gambar
Saat ini, perangkat lunak pengeditan gambar dan foto sudah sangat canggih dan memudahkan penggunanya untuk membuat gambar palsu yang kelihatan seperti asli. Penelitian menunjukkan bahwa ternyata setengah dari kita terkecoh dengan gambar palsu. Namun, ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk palsu, seperti bayangan aneh, tepi tidak mulus, dll. Namun, dapat juga terjadi, bahwa suatu gambar itu valid dan akurat, tetapi digunakan dalam konteks yang salah. Misalnya, foto sampah yang menutupi pantai bisa jadi berasal dari pantai yang berbeda atau dari gambar 10 tahun yang lalu, bukan peristiwa yang terjadi baru-baru ini. Untuk mendeteksi validitas gambar, dapat digunakan tools seperti Google Image Search untuk memeriksa dari mana gambar berasal dan apakah itu telah diubah. Cek informasi/berita yang berhubungan dengan gambar tersebut.
Cara mengecek dengan Google Images:
- Buka https://images.google.com,
- simpan foto berita hoax yang ingin diverifikasi dengan cara melakukan screenshot artikelnya.
- Upload/drag and drop screenshot ke pencarian di Google Images.
- Setelahnya, akan muncul hasil pencarian yang menampilkan situs pertama yang mengunggah foto tersebut.
Situs ini akan muncul pada posisi pencarian paling atas. Dari sini, kita bisa tahu siapa yang menyebarkan gambar tersebut pertama kali. Cari tahu apakah situs web yang menyebarkan gambar itu kredibel atau tidak. Informasi dari laman lembaga negara dan pemerintah adalah kredibel.
5. Gunakan akal sehat
Berita bohong dirancang untuk memberikan kejutan atas harapan, ketakutan, dan emosi kita. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan akal sehat untuk mengetahui apakah informasinya bohong. Misalnya, kita mendapat hadiah mobil tanpa pernah mengirimkan undian apa pun, atau penyedia internet membagikan voucher gratis besar-besaran kepada semua penggunanya, dll.
Tindak Lanjut Jika kalian memperoleh informasi yang setelah dipelajari ternyata adalah palsu, sebagian salah, atau bermaksud jahat, janganlah membagikannya pada orang lain. Membagikan informasi tersebut dapat merusak kredibilitas kalian. Jika informasi yang kalian bagikan punya maksud jahat, akan sangat berbahaya. Selain itu, kalian juga bisa terjerat pelanggaran hukum karena telah turut menyebarkan berita bohong.
TIPS:
- Jika ada pesan/berita/informasi yang banyak beredar di media sosial, cek kebenaran pesan/berita/informasi tersebut melalui situs pengecekan berita terpercaya, seperti https://turnbackhoax.id/
- Beberapa berita yang akan kita temui kadang terlihat “salah”, tetapi belum tentu berita palsu. Beberapa berita bisa jadi sindiran (satire) yang disengaja untuk keperluan lelucon.
0 komentar:
Posting Komentar